Apa Itu Omzet


Lokerind.com - Apa itu Omzet?. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang pengertian omzet. Bagi yang belum tahu saja. Omzet adalah total penjualan. Katakan harga produk 100ribu, kemudian berhasil jual 100 pcs. 100ribu x 100, dapat total 10 juta. Nah, 10 juta itu artinya Omzet.
Pengertian omzet - apa itu omzet - lokerind.com
Apa itu omzet?
Hati-hati. Banyak yang sering terpeleset disini.

Omzet dianggap penghasilan. Padahal setalah omzet masih ada lagi...

Dalam Omzet ada COGS dan ada Profit Kita

Pelan-pelan ya.

COGS adalah Modal, dan Profit adalah keuntungan.

Misal dari studi kasus 10 juta diatas, modalnya 6 Juta. Maka COGSnya 6 juta.

Berapakah profitnya?

Profitnya 10 Juta dikurang COGS, ketemu angka 4 Juta...

Nah, COGS DIKEMBALIKAN ke bisnis. Di putar lagi, agar bisnis terus berjalan...

Profitnya dikelola dengan baik. Jika Anda reseller, atau menjual produk orang lain. Komisi penjualan, itulah profitnya.

Bisa di pahami?

Kalau belum, baca ulang pelan-pelan ya. Jangan cepat-cepat 

Profit ini perlu di kelola dengan baik. Banyak yang masih terjebak disini. Profit memang keuntungan. Tapi keuntungan itu gak sepenuhnya bisa dipakai, koq gitu?

Iya, karena itu keuntungan kotor. Kita menyebutnya dengan Gross Profit

Kebanyakan orang menggunakan Gross Profit untuk langsung hura-hura, padahal ini salah. Kalau caranya gitu, usahanya gak besar-besar

Jangan gunakan semua Gross Profit.

Kenapa?

Karena masih ada Operasional dan Expenses Operasional adalah segala macam pengeluaran untuk operasi bisnis. Bisa Bahan bakar, bisa pulsa, ongkos listrik, dan lain-lain...

Expenses adalah pengeluaran yang wajib di bayar bisnis, masuk didalamnya gaji, komisi tim penjualan, hutang jika ada. Bedanya operasional dan expenses, expenses terukur, sedangkan operasional kadang tidak terukur.

Expenses sering disebut Fixed Cost.

Nah, kita pakai studi kasus diatas. Katakan saja Fixed Cost dan Operasional 1 Juta. Jadi dari uang 4 juta, sisa 3 juta. Karena 1 jutanya harus membayar Fixed Cost dan Operasional. 3 juta ini, baru disebut keuntungan bersih. Atau dikatakan Net Profit.

Rumusnya net profit: Gross Profit dikurangi Operasional dan Fixed Cost.

Net Profit = Gross Profit – (Fixed Cost + Operasional)

Net Profit inilah yang bisa digunakan. Tapi hati-hati lagi. Ada namanya profit, ada namanya Cash. Profit itu laporan, Cash itu uang nyatanya. Kadang di Profit tertulis sekian. Tapi ternyata di Cash hitungannya gak sama, hehe.

Kalau profit = Cash artinya laporan keuangannya bagus. Kalau profit tidak sama dengan Cash, hati-hati, perlu dicari ulang penyebabnya.

Apa karena piutang, jadi pembeli nunggak bayar. Atau ada transaksi yang tidak tercatat atau apa?

Setelah tahu nilai cashnya. .

Saran Saya penggunaan Cash di buat 2 fungsi.

Fungsi pertama untuk ditabung ke bisnis.

Fungsi kedua untuk digunakan pribadi.

Jika tadi cashnya sisa 3 Juta.

Maka coba sisihkan sebagian untuk kembali ke bisnis. Sebagian digunakan. Katakan saja disisihkan 500 ribu.

2,5 jutanya untuk pribadi. Jadi. . Uang yang didapat dari bisnis, jangan dihabiskan semua..

Sisihkan sekian persen untuk ditabung kembali ke bisnis.

Kenapa? Agar bisnis kita membesar dan kita bisa membeli barang-barang bisnis secara Cash.

Kenapa koq bisnis lama tapi sepertinya gak ada peningkatan?

Bisa jadi karena GAK ADA tabungan cashnya

Idealnya, bisnis harus punya tabungan 6 bulan dari Fixed Cost.

Itu nilai minimal ya...

Jadi begitulah alurnya Omzet Dikurang COGS, COGS Kembali ke kas bisnis untuk diputar.

Sisanya disebut Gross Profit Gross profit dikurang Fixed Cost dan Operasional. Sisanya di sebut Net Profit.

Cek net Profit = Cash atau tidak Cash disisihkan, uangnya kembali ke Kas bisnis. Sisanya bisa di gunakan.

“Wah ribet juga ya?”

Iya kalau bisnisnya masih sendirian. 

Itulah kenapa perlu orang yang fokus di keuangan. Tapi kalau masih sendirian, ya tidak masalah. Yang penting, disiplin.

Cara atur uang dalam bisnis, akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis kita.

Kalau gagal dalam mengatur uangnya, maka kita juga akan gagal dalam mengembangkan bisnisnya. Kemudian, kita lanjut sedikit. Kalau tadi pengelolaan uang bisnis.

Maka Saya akan jabarkan cara pengeloaan uang pribadi.

Tapi sebelumnya, Agar pengaturan Anda lancar.

Maka pisahkan uang bisnis dan uang pribadi di REKENING YANG BERBEDA.

Kalau dicampur-campur, Anda nanti bingung. Dipisah-pisah agar mudah ngaturnya...

Sekarang kita masuk ke cara pengelolaan uang pribadi. 

Temuan Saya dilapangan. Ternyata banyak yang masih bingung tentang mengelola uangnya

Ya memang sih, uangnya uang siapa, jadi suka-suka saja. Hehe Tapi ternyata, jika kita pintar mengatur uang pribadi, maka itu sebuah keuntungan juga lho...

Jika boleh menyarankan...

Ini cara atur uang pribadi... Uang pribadi, itu punya 4 pos.

Apa Itu 4 POS?

4 pos itu adalah Amal, Liabilitas (kewajiban), Saving (tabung), Personal. 

Dikeluarkannya berurutan.

Jika dapat uang, keluarkan untuk amal.

Setelah itu untuk kebutuhan wajib. Lalu di simpan Sisanya baru untuk keperluan pribadi. .

Lebih jelasnya begini. . Begitu dapat uang, keluarkan untuk beramal.

Misal zakat, sedekah atau kegiatan sosial lainnya

Di pos ini, bisa 2,5% sampai 33%.

“33% sepertiga uang dong?”

Ini pilihan saja... Jika mau sedekah anjuran yang tertinggi adalah 1/3 dari harta.

Kalau masih berat, boleh diturunkan. Jika Anda bayar zakatnya tahunan, artinya sisihkan untuk sedekah atau amal apapun. Uang didunia akan habis. Tapi sedekah kita, itu untuk akhirat kita.

Jadi biasakan dahulukan kebutuhan akhirat diatas kebutuhan dunia.

Setelah keluar untuk amal, tunaikan liabilitas alias kewajiban Misal hutang atau cicilan.

Karena ini sifatnya mendesak. Kalau sampai tertunda, berantakan seluruh urusan. .

Para pakar keuangan berpesan. Hutang yang baik, itu gak lebih dari 30% pendapatan.

Jadi jika Anda berhutang, pastikan cicilannya jangan melebihi 30% penghasilan Anda. Kalau lebih dari itu maka uang berapapun akan kurang.

Ya memang lebih baik gak hutang sih, hehe.

Comments